Kamis, 07 Juni 2012

Cheerleading

Pemandu sorak (Inggris: cheerleading) adalah perpaduan gerakan dinamis senam, tari, akrobatik, dan sorak-sorai untuk memberi semangat tim olahraga yang sedang bertanding, atau sebagai olahraga yang diperlombakan secara kompetisi. Istilah pemandu sorak juga digunakan untuk menamakan orang yang melakukan aksinya (bahasa Inggris: cheerleader).
Para pemandu sorak bertugas memimpin teriakan-teriakan untuk memberi semangat dan motivasi kerumunan orang.

Sejarah

Tradisi pandu sorak berasal dari Amerika Utara dan menyebar ke seluruh dunia. Tim pemandu sorak digunakan dalam pertandingan sepak bola Amerika dan seringkali bola basket. Tim pemandu sorak sering diundang untuk beraksi dalam pawai atau karnaval, dan kadang-kadang juga dimiliki tim sepak bola, hoki es, bola voli, American football dan bisbol.

Seruan sorak sorai awal

Sorak-sorai menyuarakan "Hooray, hooray, hooray! Tiger siss-boom-ah, Princeton!" populer di kalangan mahasiswa Princeton pada tahun 1850-an hingga awal tahun 1860-an. Suara kembang api roket sedang terbang "siss-boom-ah" diambil dari seruan serupa yang diteriakkan anggota Resimen Ke-7 New York City dari dalam kereta api yang membawa mereka dari depot Princeton ke Washington, beberapa hari sebelum pecah Perang Saudara di Amerika Serikat.
Pada tahun 1896, College of New Jersey berganti nama menjadi Universitas Princeton setelah merayakan hari jadi ke-150. Pada tahun yang sama, sorakan yang disebut "The Tiger Rocket Cheer" (nantinya dikenal sebagai "The Locomotive") bergema untuk pertama kali, "'Ray 'ray 'ray Tiger, tiger, tiger, Sis, sis, sis, Boom, boom, boom, ah! Princeton! Princeton! Princeton!" Sorakan ini disebut "lokomotif" karena dimulai perlahan-lahan tapi dilanjutkan dengan tempo yang terus meningkat seperti bunyi lokomotif. Di masa belum ada marching band, sorak-sorai merupakan satu-satunya cara memberikan dukungan pada pertandingan American football. Pemain yang ditarik dari lapangan permainan juga disambut dengan sorakan sebagai tanda berterima kasih.
Pada tahun 1894, lulusan Princeton bernama Thomas Peebles, mulai memperkenalkan ide mengorganisir sorak-sorai publik di Universitas Minnesota. Tapi ide ini baru dilaksanakan pada tahun 1989 oleh mahasiswa Universitas Minnesota bernama Johnny Campbell yang berdiri di depan penonton sebagai pemandu sorak pertama yang mengatur sorak-sorai penonton.

Pemandu sorak sekarang

Walaupun 97% dari pemandu sorak sekarang semuanya perempuan pemandu sorak sebenarnya berawal dari kegiatan yang seluruhnya dilakukan oleh pria. Perempuan baru mulai berpartisipasi sebagai pemandu sorak pada tahun 1920-an, sedangkan pada tahun 1940-an mulai menjadi kegiatan yang hampir seluruhnya dilakukan wanita.

Organisasi pemandu sorak di Amerika

Lawrence "Herkie" Herkimer mendirikan National Cheerleaders Association (NCA) pada tahun 1948. Kursus pemandu sorak yang pertama kali diadakan NCA pada tahun 1949 diikuti 52 peserta.
Pada tahun 1960, National Football League (NFL) mulai mengorganisir tim pemandu sorak profesional. Di musim kompetisi 1972-1973, tim pemandu sorak Dallas Cowboys Cheerleaders memulai debutnya dan langsung menarik perhatian karena pakaian yang minim dan gerakan tari yang rumit.
Pada tahun 1980-an, gerakan akrobat dan senam yang sulit sekaligus berbahaya mulai sering dilakukan kelompok pemandu sorak di Amerika Serikat. Organisasi cheerleading seperti AACCA (American Association of Cheerleading Coaches and Advisors) mulai menerapkan pedoman keselamatan dan menyediakan kursus cheerleading yang aman bagi pelatih dan sponsor.

Rabu, 06 Juni 2012

Laporan Kunjungan Industri (15 Mei 2012)

PT. International Chemical Industry
( INTERCALLIN )


DISUSUN OLEH :
SITI ROVIDAH HENDARYANI


KELAS :
X KIMIA INDUSTRI 1




SMK NEGERI 7 BANDUNG


BAB I PENDAHULUAN
1.        LATAR BELAKANG
Meningkatnya  ilmu pengetahuan dan teknologi  (IPTEK) telah mendorong terwujudnya industri yang besar dan berwawasan ilmu pengetahuan. Industri mengolah bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi melibatkan banyak proses yang komplek. Hal ini erat kaitannya dengan sumber daya manusia sebagai pelaku industri itu sendiri. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan baik hardskill maupun sofskill  demi kelancaran proses industri. Melalui pengenalan akan industri pada siswa SMK ,merupakan proses awal membuka inspirasi akan terciptanya produk-produk baru yang lebih menguntungkan kedepannya. Hal ini bertujuan agar siswa mampu berkembang dengan segala potensi yang ada untuk menghadapi era globalisasi yang kian merebak.
Menghadapi era pasar bebas Negara – Negara berkembang dan termasuk Indonesia baik dikawasan ASEAN (AFTA), kawasan Asia Pasifik (APEC) serta Globalisasi Perdagangan Dunia (WTO) akan menghadapi  tantangan serius disegala bidang. Dampak nyata yang sering timbul dari globalisasi adalah semakin ketatnya persaingan antar pelaku bisnis, dimana akan banyak menghasilkan produk yang sejenis dengan harga dan mutu yang bersaing. Dalam hal ini negara-negara maju lebih diuntungkan karena sistem produksi yang mereka gunakan lebih efektif dan efisien dibandingkan negara-negara berkembang karena produksi dilakukan secara maksimal dengan memanfaatkan teknologi sebagai hasil rekayasa  pengembangan riset dan sains.
Indonesia sebagai Negara yang baru berkembang berusaha untuk membangun dan mengejar ketinggalannya disegala bidang. Salah satunya diusahakan dengan meningkatnya permintaan pasar dan tingginya biaya produksi serta ketatnya persaingan di dunia Industri, para pekerja industri berusaha untuk mengoptimalkan produk industry yang akan dihasilkannya, baik itu secara kualitas maupun kuantitas tanpa mengabaikan selera konsumen.
Kita menyadari pentingnya IPTEK di dalam menumbuhkan daya saing bangsa untuk memproduksi barang dan jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan nasional maupun untuk mengisi pasar internasional yang selanjutnya dapat menghasilkan devisa untuk negara. Kemampuan bangsa untuk memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK, memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, karena peningkatan penggunaan IPTEK akan menentukan besarnya nilai tambah dari produk-produk industri. Selain itu dengan penguasaan IPTEK, maka daya saing produk dari industri nasional akan dapat ditingkatkan dalam rangka menghadapi persaingan global.
Sudah seharusnya siswa dapat melihat, meneliti dan mengenal dunia industri serta teknologi yang sebenarnya. Oleh karena itu, siswa dalam menjawab tantangan tersebut mencoba melakukan kunjungan industri selaras dengan mata pelajaran produktif .
Untuk itu kunjungan industri ini diharapkan mampu menumbuhkan, menimbulkan serta mengembangkan wawasan siswa dalam menambah ilmu pengetahuan dan keahlian yang sesuai dengan disiplin ilmu yang akhirnya akan ikut berperan dalam meningkatkan pembangunanan bangsa Indonesia ke depan.        

2.       Tujuan Kunjungan Industri
Tujuan pelaksanaan kunjungan industri ini adalah:
a)      Meningkatkan pemahaman siswa tentang dunia industri di lapangan.
b)      Menambah wawasan siswa dalam mengenal proses produksi yang dikembangkan di dunia perindustrian sekarang ini.
c)       Membangun motivasi dan kreativitas siswa sehingga akan lebih memantapkan teori-teori yang dikembangkan di dunia industri yang akan dipelajari dalam materi.
d)      Untuk menjalin kerjasama dan memperluas jaringan dan relasi antara siswa dan pihak industri.


BAB II ISI LAPORAN
1.        SEJARAH BERDIRI PT. INTERCALLIN
PT. International Chemical Industry (INTERCALLIN) merupakan perusahaan penghasil batu baterai dengan merek dagang “ABC”. Bermula sebagai perusahaan keluarga, PT. International Chemical Industry menjelma menjadi perusahaan bertaraf internasional dengan 3 pabrik moderen. Pabrik pertama berdiri di Medan dengan nama PT. EVERBRIGHT pada tahun 1959, kemudian pada 1968 didirikan pula pabrik di Jakarta dengan nama PT. International Chemical Industry. Seiring meningkatnya permintaan produk, PT. International Chemical Industry mendirikan pabrik di Surabaya pada 1982.       
           Melihat peluang ini, pada tahun 1990 PT. International Chemical Industry bekerja sama dengan FDK-Japan mendirikan pabrik baterai Alkaline yang pertama dan satu-satunya di Indonesia dan memproduksi baterai jenis Alkaline ukuran AA (LR6) dan AAA (LR03). Kebutuhan baterai jenis Alkaline di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat sangat pesat, sehingga di tahun 1996 PT. International Chemical Industry memutuskan untuk membuat sendiri baterai jenis Alkaline yang mutunya lebih baik dari sebelumnya.       
            PT. International Chemical Industry sangat memperhatikan pada mutu produk yang dihasilkannya, tak hanya itu PT. International Chemical Industry juga sangat memperhatikan lingkungan kerja perusahaan. Ini diwujudkan oleh manajemen PT. International Chemical Industry dengan penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Pada bulan Juli 1995 PT. International Chemical Industry berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9002:1994 dari QAS (sekarang SAI Global) lembaga sertifikasi dari Australia, kemudian diperbaharui pada bulan Maret 2003 menjadi ISO 9001:2000 dari lembaga sertifikasi yang sama. Dan pada bulan Agustus 2009 diperbaharui lagi menjadi ISO 9001:2008.   
            Semakin hari konsumen semakin sadar akan produk yang ramah lingkungan. PT. International Chemical Industry juga sangat peduli akan hal ini. Pada bulan Juni 2004 PT. International Chemical industry memperoleh Sertifikat ISO 14001:2000 untuk penerapan Sistem Manajemen Lingkungan dari SGS (Societe Generale de Surveillance) dan diperbaharui pada tahun 2005 menjadi ISO 14001 :2004, untuk memenuhi tuntutan masyarakat dunia akan produk yang ramah lingkungan.       

2.       PRODUK PERUSAHAAN YANG DIHASILKAN
PT. INTERCALLIN produk pertama yang dihasilkan adalah jenis Carbon Zinc dengan teknologi Paste Type dengan menggunakan Natural Manganese Dioxide (NMD) sebagai bahan baku utama pada 1959. Seiring perkembangan teknologi, PT. International Chemical Industry menggunakan teknologi Paper Line Type dengan Electrolytic Manganese Dioxide (EMD) sebagai bahan baku utama yang lebih baik dari pada NMD. Perusahaan ini pun tidak saja menghasilkan batu baterai, perusahaan ini juga sudah mampu mengembangkan teknologi dalam pembuatan sebagian besar mesin pemroduksi batu baterai sendiri.  
Dengan meningkatnya kebutuhan alat elektronik yang menggunakan baterai AA size yang mempunyai Ampere (power) yang tinggi, maka pada tahun 1980-an PT. International Chemical Industry mengantisipasi permintaan pasar tersebut dengan mengimpor baterai jenis Alkaline.
Seiring dengan kebutuhan baterai agar sejalan dengan kemajuan jaman sekarang ini yang mana konsumen membutuhkan baterai yang bisa dipakai berulang kali, maka PT. International Chemical Industry memutuskan untuk membuat baterai Rechargeable jenis Ni-MH (Nickel Metal Hydride).

3.       BAHAN BAKU
Bahan – bahan pembuatan baterai :

       Ø   Serbuk arang
       Ø   Serbuk karbon
       Ø   Lapisan kertas
       Ø   Lapisan plastik
       Ø   Minyak pelumas
       Ø   Lapisan plat seng
       Ø   Penutup ujung positif (+) dan penutup ujung negatif (-) yang terbuat dari plat seng

a)     Carbon Zinc
Bahan
Carbon Zinc
Katode
Mangan Dioxide
Anode
Zinc
Elektrolit
Zinc Chloride
b)     Alkaline
Bahan
Alkaline
Katode
Mangan Dioxide
Anode
Zinc
Elektrolit
Potassium hidroxide



4.       PROSES PRODUKSI
·         Proses produksi baterai ABC yang dihasilkan PT. Intercallin sebagai berikut :
 Bahan baku pembuatan Baterai ABC :
 Natural Manganese Dioxide
 CEMD elektrolit
·          Proses / proses pembuatan baterai dari A s/d Z
·         Pembuatan larutan elektrolit
·          Pembuatan Black Mix
·          Pembuatan Zinc Can
§  Zinc ingot
§  Zinc strip
·         Pembuatan Body Metal Jacket
·          Pembuatan Bottom Plate  Asembling
·          Pembuatan katoda baterai
·          Proses asembling anoda baterai
·          Pemasangan carbon ROD
·          Proses sedling
·         Pemasangan PVC
·          Pemasangan metal top, PVC ring jacket
·         Proses crimping

5.       HASIL REAKSI SAMPING
(Tidak ada hasil reaksi samping)

6.       PEMASARAN PRODUK
            PT. Internationaal Chemical Industry telah menguasai sekitar 80% pangsa pasar batu baterai di Indonesia. Baterai yang diproduksi oleh PT. International Chemical Industry tidak hanya dijual di pasaran lokal tetapi telah menembus pasaran ekspor ke 60 negara di lima benua, antara lain negara: Amerika Serikat, Canada, Jepang, Australia dan beberapa negara di Eropa dan Afrika.

7.       KESELAMATAN KERJA DI INDUSTRI (APD)
Jenis-jenis APD :
§  Alat Pelindung Kepala
§  Alat Pelindung  Muka dan Mata
§  Alat Pelindung Telinga
§  Alat Pelindung Tangan
§  Alat Pelindung Kaki
§  Pakaian Pelindung Safety Belt


8.       PENGELOLAAN LIMBAH
Adanya limbah karena dari proses produksi ada yang rusak / cacat. Limbah seng di manfaatkan untuk bahan kuningan.

BAB III KESIMPULAN
§  Dengan adanya kegiatan kunjungan industri ini membuat kami bertambah ilmu,pengalaman, serta pembelajaran cara kerja di tempat produksi.
§  Membuat kami sadar akan 1 hal dunia industri tempat kita mencari nafkah merupakan kunci agar kita tetap hidup.
§  Bekerja mencari uang tidak tercapai jika tidak di dasari dengan kerja keras.